PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kota Bandung yang oleh masyarakat
luas dikenal sebagai
Kota Hiburan menawarkan berbagai
macam pilihan hiburan wisata untuk semua kalangan tanpa batasan usia. Mulai
dari wisata sejarah, wisata alam, wisata belanja, hingga wisata kuliner
ditawarkan di kota
ini. Bisnis Boga (makanan)
atau yang saat ini
lebihdikenal dengan istilah bisnis kuliner,
merupakan jenis usaha yang selalu
marak ditawarkan di kota Bandung. Bila
kita ingat sepintas lalu kota Bandung sempat dipenuhi dengan café-café tenda artis
di pinggir jalan yang saat itu tumbuh bagai jamur dimusim
hujan. Hingga saat
ini pun bisnis
café masih sangat
digemari, namun perubahan
gaya hidup, selera
dan tata cara
dalam menikmati atau mengkonsumsi makanan
pada masyarakat perkotaan
khususnya kota Bandung, membawa para
pengusaha kuliner ini
kepada ide-ide baru
mengenai café yang dianggap
lebih modern dan
akan lebih disukai.
Penduduk
Kota Bandung itu
sendiri di tahun
2013 telah mencapai 8.670.501 jiwa . Hal ini terus berkembang
setiap tahunnya. Bisa dibanyangkan
dengan jumlah penduduk yang besar dan
tambahan penduduk musiman
setiap tahunnya menjadikan Kota Bandung menjadi pasar potensial
bagi industri makanan dan minuman. Banyaknya
konsumen potensial tersebut
mengimplikasikan kebutuhan akan
makanan dan minuman juga semakin tinggi. Peluang ini nampaknya benar
-benar di manfaatkan
oleh investor untuk
melakukan investasi di
bidang jasa makanan dan minuman ini. Disamping itu,
kondisi ini menyebabkan pengusaha
makanan dan minuman dituntut untuk tanggap sekaligus proaktif dalam membaca
peluang serta keinginan
masyarakat sebagai konsumen
atau pengguna jasanya. Bukan sebuah
keanehan lagi, bahwa
bisnis usaha makanan
dan minuman baik yang bermodal besar maupun kecil saat
ini bertambah banyak, hal ini tidak terlepas dari pola konsumsi makan atau
minum konsumen yang menginginkan tersedianya hidangan yang beraneka ragam dan
sesuai dengan cita rasa mereka.
Sementara itu, suasana yang
ditawarkan oleh masing-masing
tempat makan dapat
memuaskan kebutuhan spiritual
akan keindahan dan kenyamanan. Tempat-tempat seperti ini akan
dicari dan akan
selalu didatangi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut. Sehingga masing-masing tempat akan menonjolkan sisi terbaik mereka,
baik dari sisi makanan dan minuman yang disajikan, dari sisi tempat dan suasana
yang ditawarkan ataupun penggabungan dari semua sisi itu.
Dari
gambaran diatas maka
bisa diketahui bahwa
telah terjadinya pergeseran pola
konsumsi akan makanan
dan minuman dimana
orang lebih senang untuk
makan diluar rumah karena
kesibukan mereka atau memang telah terjadi trend dimana makan
tidak hanya sekedar
mengisi perut melainkan melibatkan juga
sisi spiritual. Karena
itulah, tidak heran
apabila kebanyakan orang akan
mengejar tempat makan dan minum dimana
saja apabila suasananya enak, nyaman, dan unik dan tentu saja memiliki
harga yang relatif murah. Karena selain
urusan mengisi perut,
mereka juga bisa
menikmati suasana, dan
hal lain juga bisa
menjadi ajang untuk
sosialisasi dengan komunitas
lainnya.
Senada dengan hal ini, Cekeran Midun dibuka untuk menawarkan kreasi pada
makanan yaitu ceker
atau kaki ayam
yang di kemas
sebagai menu andalan yang sesuai
dengan nama kedai tersebut yaitu Cekeran Midun. Kedai ini pertama kali
didirikan pada bulan Maret 2013. Lokasi yang dipilih yaitu di Jl.
Singaperbangsa No 103 C Dipatiukur
Bandung, Kedai ini
berkonsep japanise
kontemporer sunda, bernuansa
merah agar kekhasan
pedas dari menu kedai
ini yang pedas
akan menambah hot
nya rasa ketika
menyantap cekeran midun. Ceker
atau kaki ayam, menjadi pilihan menu kedai yang satu ini. Berbagai varian pun
ditawarkan untuk memanjakan
lidah penikmat ceker
ayam. Salah satunya cekeran
lapindo dan cekeran setan merapi. Dari
namanya saja, kudapanini
menawarkan sensasi kepedasan
yang luar biasa.
1.2 Rumusan Masalah
a. Faktor
– faktor yang mempengaruhi permintaan di Ceker Midun ?
b. Faktor
– faktor yang mempengaruhi penawaran di Ceker Midun ?
c. Bagaimana
Analisis SWOT dari usaha Ceker Midun ?
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Teori Permintaan
Permintaan
adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga
selama periode waktu tertentu. Singkatnya permintaan adalah banyaknya jumlah
barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu
pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
1. Harga
barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah.
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah.
2. Harga
barang lain yang terkait
Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang saling terkait yang keterkaitannya dapat bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang saling terkait yang keterkaitannya dapat bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
3. Tingkat
pendapatan perkapita
Dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
Dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
4. Selera
atau kebiasaan
Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau kebiasaan dari pola hidup suatu masyarakat.
Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau kebiasaan dari pola hidup suatu masyarakat.
5. Jumlah
penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap barang tersebut.
Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap barang tersebut.
6. Perkiraan
harga di masa mendatang
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang tersebut sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa depan.
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang tersebut sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa depan.
7. Distribusi
pendapatan
Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
8. Usaha-usaha
produsen meningkatkan penjualan.
Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Usaha-usaha promosi kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli banyak daripada biasanya.
Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Usaha-usaha promosi kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli banyak daripada biasanya.
Hukum Permintaan
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan :
“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat.”
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan :
“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat.”
2.2 Teori Penawaran
Penawaran
adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan atau jual pada berbagai
tingkat harga selama satu periode waktu tertentu.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi penawaran adalah :
·
Harga barang itu sendiri
Jika
harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang
yang dihasilkan. Hal ini kembali lagi pada hukum penawaran.
·
Harga barang lain yang terkait.
Apabila harga barang
substitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah dan sebaliknya.
Sedangkan untuk barang komplementer, dapat dinyatakan bahwa apabila harga
barang komplementer naik maka penawaran suatu barang berkurang atau sebaliknya.
·
Harga faktor produksi
Kenaikan harga faktor
produksi akan menyebabkan perusahaan memproduksi outputnya lebih sedikit dengan
jumlah anggaran yang tetap yang nantinya akan mengurangi laba perusahaan
sehingga produsen akan pindah ke industri lain dan akan mengakibatkan
berkurangnya penawaran barang.
·
Biaya produksi
Kenaikan harga input
juga mempengaruhi biaya produksi. Bila biaya produksi meningkat, maka produsen
akan mengurangi hasil produksinya, berarti penawaran barang berkurang.
·
Teknologi produksi
Kemajuan teknologi
menyebabkan penurunan biaya produksi dan menciptakan barang-barang baru
sehingga menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.
·
Jumlah pedagang / penjual
Apabila jumlah penjual
suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran barang tersebut akan
bertambah.
·
Tujuan perusahaan
Tujuan perusahaan
adalah memaksimumkan laba buka hasil produksinya. Akibatnya tiap prosdusen
tidak berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara maksimum, tetapi
akan menggunakannya pada tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan
maksimum.
2.3 Analisis SWOT
Pengertian / definisi analisis SWOT
(Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats). Analisa SWOT adalah
suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang bersifat satu
unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa
domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari
Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara
sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T)
dan faktor didalam perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha
penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang.
Berikut saya lampirkan pengertiannya menurut salah satu
pakar SWOT Indonesia, yaitu Fredy Rangkuti. Kurang lebih seperti ini :
“Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada
hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan
kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman”.
BAB
III
OBJEK
PENELITIAN
3.1 Deskripsi Bisnis Ceker Midun
Ceker Midun
merupakan tempat jajanan orang Bandung yang berbentuk Café yang terletak di
Jalan Singaperbangsa No. 103 C, Dipatiukur, Bandung. Berlokasi di kawasan
Dipatiukur, Cekeran Midun hadir dengan konsep tematik. Agar penggemarnya betah,
Rizki pemilik ceker midun ini dibantu oleh Akhmad Rizalullah membuat konsep nyeleneh setiap hari. Tak segan-segan,
ide kreatif mereka berdua dituangkan dalam teatrikal yang unik dan mengundang
perbincangan di social media dan di kalangan anak muda .
Pada Senin, ada konsep Midun Kakoet. Selasa, Midun Bilingual.
Rabu, Midun Ngadalang. Kamis, Midun Kliwon. Jumat, Midun Dugem, Sabtu, Midun
Bobogohan. Minggu, Midun Challenge. Setiap hari Cekeran Midun membuat cerita
seru sesuai konsep yang diusung. Sambil melayani para tamu, seluruh pegawai
kompak mengenakan properti sesuai konsep. Misalnya, saat Midun Ngadalang semua
staf memakai kostum wayang dan saat Midun Kliwon semua berpakaian horor, bahkan
lampu pun dimatikan hanya ada penerangan lilin. Contoh lagi pada Midun
Bilingual. Tema ini diperlihatkan dengan eksplorasi kemampuan bahasa. Kami
menawarkan ceker dengan bahasa yang berbeda, pokoknya setiap hari harus unik
dan membuat pengunjung tertawa saat memesan pada waiter.
Selain terkonsep pemilik cekeran midun ini yang sering di
sapa a Kiki ini menggebrak ranah kuliner ceker dengan sensasi pedasnya yang
”menggelegar”. Orang yang penasaran bisa singgah di kedainya yang bergaya gurun
sahara yang menambah nikmat ketika merasakan kepedasan dengan sensasi yang
panas. Saat dihidangkan, bersiaplah mandi keringat kala pedas fantastisnya
membakar lidah. Meski kepedasan, lidah seolah ketagihan untuk melahapnya hingga
ludes.
Pengunjung bisa memilih cekeran sesuai dengan selera
masing-masing berbagai varian menu cekeran ini di namai sesuai dengan tingkat
kepedasan yang berbeda beda yaitu cekeran lapindo,cekeran setan merapi dan
cekeran laut mati. cekeran midun mempunyai 4 varian level ceker rasa pedas yang
sensasional ,mulai dari level gunung tangkuban perahu ,gunung merapi ,gunung
galunggung ada yang terpedas adalah level gunung krakatau. kita menamai level
pedas berdasarkan kekuatan letusan yang dahsyat dari gunung gunung berapi yang
masih aktif di indonesia,agar sesuai dengan rasa pedas yang luar biasa dari
cekeran midun. Selain menu dari olahan ceker,kami pun mempunyai menu andalan
lain nya,yaitu wingsy olahan sayap ayam dengan rasa yang tidak kalah
sensasional nya dari ceker ,adapun menu lain untuk menemani makan cekeran midun
dan wingsy dan menyediakan menu mie ,ada miedun original ,miedun beefer dan
miedun bigger.
Jika mengunjungi
cekeran Midun pada akhir pekan ,akan ada menu spesial yang hanya ada di hari
sabtu minggu yaitu cekeran crispy dan wingsy crispy. Dalam menambah cita rasa saat
menikmati cekeran midun pengunjung bisa menambahkan toping seperti sosis bakar
,baso bakar dan tempura.
Bahkan, yang terbaru ada kuah dengan istilah letusan
sinabung. 1st the pioneer
best trends cekeran of Indonesia ini
juga membebaskan konsumen untuk memainkan jenis kuah dengan level kepedasan
yang disukai. Bagi pencinta olahan superpedas, bisa meramaikan kuahnya dengan
letusan krakatau. Kalau kurang mengenyangkan, juga bisa menambahkan mi atau mi un dalam kuah
ceker.
Owner yang sering
di sapa Kiki menawarkan tambahan mi dan mi un untuk mematahkan trend ramen yang
saat ini marak. Ini bentuk kecintaan owner terhadap produk lokal agar tidak
tersingkir oleh tren makanan asing yang
sedang ngetrend seperti ramen.
Dalam olahan bumbu racik juga terbilang kreatif dalam hal
meracik kuah. Misalnya untuk kuah merapi, pemilik cekeran midun berniat memanjakan lidah penikmat pedas. Kuah
ini mengandalkan berbagai jenis cabai seperti cabai merah tanjung, cabai
keriting, serta cabai rawit domba. Sementara untuk kuah lain, pemilik meraciknya dari
rempah-rempah khas Indonesia. Ambil contoh pada kuah lapindo, pemilik membuat
kolaborasi antara bumbu kecap, saus tiram, dan basic olahan seafood. Tak
pelak, ketika manis kecap bersentuhan dengan pedas, cita rasanya menjadi
komplet membuai lidah.
Setiap hari cekeran midun itu bisa
menghabiskan 1 kwintal ceker ayam/ hari, di hari hari normal senin , selasa,
jumat, dengan omset 9-11 juta / hari , terkadang untuk hari sabtu, dan minggu
itu mendapatkan omset sampai 14-15juta/ hari dan menghabiskan ceker lebih dari
1 kwintal/ hari. Untuk bahan baku cekeran midun ini mempunyai supplier yang
sering itu Jakarta, Tangerang, dan dari Jawa. Cekeran midun ini menjual variasi
menu dengan harga kisaran
Selain tentang
menu makanan, minuman yang spesial dan pastinya sangat recomended.yang pertama
punya blue sky colorado, minuman spesial dengan rasa yang segar pasti mampu
menghilangkan dahaga dan membantu memadamkan kepedasan yang ada saat menyantap
cekeran midun yang pedas,ataupun menghilangkan dahaga yang balad rasakan.
Selain itu ,di sarang midun balad bisa merasakan kesegaran dari concorde super
tea juga nata oregon . Teh manis ,orange juice,chocolate , capucino ,lechy
squas ,milk tea cola pun menjadi minuman favorit para balad ,hot and cool
tersedia ,bisa di pesan tergantung.
3.2 Sejarah Ceker Midun
Ceker Midun berdiri sejak Maret 2013
dengan memilih trade mark “ceker” sebagai menu olahannya di tengah trend yang
kebanyakan kuliner berkiblat pada makanan yang internasional tetapi pemilik
ceker midun yang beranama Rizki Pratama Putra S,E ini memiliki ide yang sangat
kreatif dengan melihat peluang karena sejumlah orang
banyak yang menyukai menu cekeran ini, karena kenyal gurih olahan ceker lazim
dijumpai dalam kuah sup atau semangkuk mie bakso. Awalnya berdiri ceker
midun ini ketika sang owner itu sedang
menjalankan bisnis pertama yaitu kurisol yang sudah berjalan 2 tahun itu merasa
kurang puas dengan bisnis kurisol ini dengan waktu 2 tahun dengan laba yang di
peroleh juga tercetuslah untuk membuat usaha cekeran karena terinspirasi dengan
gudeg ceker di Malang yang waiting listnya sampai dengan ratusan , setelah di
survey di Bandung ini memang belum ada yang menjalankan bisnis kedai cekeran
maka di buatlah kedai ceker Midun yang awal mulanya di berikan nama midun ini
karena kesepakatan antara empat sekawan yaitu sang pemilik Rizki Pratama Putra
dengan Akhmad Rizalullah yang merupakan sang
wakilnya owner karena ketika masih kecil katanya sang owner ini di panggil
dengan nama “Midun” karena ide dan awal resep cekernya ini dari tangan kreatif
sang owner maka di namailah kedai cekeran ini “Cekeran Midun” .
BAB
IV
ANALISIS
4.1 Faktor yang memperngaruhi
permintaan
Ada banyak faktor – faktor yang
mempengaruhi permintaan Ceker Midun. Faktor – faktor tersebut di bagi menjadi
dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor
Internal
Harga ceker midun ini relative
terjangkau oleh masyarakat terutama anak sekolah dan mahasiswa karena harganya
itu mulai dari kisaran Rp. 13.000,00 sampai dengan kisaran Rp. 25.000 dengan harga yang relative
murah ini, yang konsumennya mayoritas pelajar, mahasiswa, serta orang kantoran
dapat menikmati cekeran midun ini, oleh karena itu harga masuk dalam faktor
yang mempengaruhi permintaan di cekeran midun.
-
Lokasi
Lokasi
usaha ceker midun ini strategis karena berdekatan dengan kampus UNPAD, dan PT.
Telkom, sehingga tak sedikit yang datang untuk makan di cekeran midun ini maka
dari itu lokasi mempengaruhi permintaan.
-
Promosi
Promosi
yang di lakukan cekeran midun ini untuk menarik targetnya yaitu anak muda
dengan membuat akun di media social, dan facebook dapat di katakana sukses
karena dengan di berikannya quiz di twitter dan dapat voucer makan gratis di
midun ini membuat para abg itu tertarik untuk mencoba datang ke cekeran midun ini.
Maka promosi ini termasuk kedalam faktor yang mempengaruhi permintaan.
-
Pedas
Karena
sekarang itu sedang trend kuliner yang rasanya pedas itu selalu dapat di terima
di pasaran oleh karena itu dengan banyaknya orang Bandung terutama anak
sekolahan, dan mahasiswa yang menyukai tingkat kepedasan yang luar biasa maka
pedasnya olahan ceker midun ini termasuk kedalam faktor yang mempengaruhi
permintaan.
b. Faktor
Eksternal
-
Selera
Selera
tertertu dapat mempengaruhi faktor permintaan ceker midun karena ada konsumen menyukai
cita rasa cekeran midun yang olah dengan rempah rempah khas Indonesia yang
memiliki senasi cita rasa yang uni yang membuat konsumen menyukai , dan tentu
juga ada yang tidak menyukai olahan ceker itu pun dapat mempengaruhi faktor
permintaan.
-
Pendapatan konsumen
Karena
harga cekeran midun yang relative murah maka, cekeran midun ini cocok untuk
kalangan pelajar yang mengkonsumi uang perhari sebesar Rp. 30.000, maka dapat
mempengaruhi faktor permintan.
4.2 Faktor yang mempengaruhi
penawaran
Ada banyak faktor yang mempengaruhi
penawaran Cekeran Midun ini. Adapun faktor yang mempengaruhi penawaran itu di
bagi dua yaitu faktor penawaran internal dan eksternal.
a. Faktor
Internal
Harga Barang itu sendiri
Harga dari cekeran midun ini akan
mempengaruhi penawaran cekeran midun ini. Karena apabila harga dari olahan
ceker ini naik maka penawaran ceker juga akan meningkat.
b. Faktor
Eksternal
-
Cuaca
Cuaca
dapat mempengaruhi sumber bahan baku salah satunya cabai yang merupakan salah
satu bahan baku utama sehingga hal itu dapat mempengaruhi penawaran.
-
Pesaing
Karena
Bandung merupakan tujuan wisata tentu begitu banyak alternatif pilihan wisata
kuliner tentu ini dapat menyebabkan banyak penawaran yang di tawarkan.
4.3 Analisi STP (Segmenting, Targeting,
Positioning)
a. Segmenting
Cekeran Midun
ini pada
mulanya diperuntukan khusus kalangan remaja yang menyukai olahan ceker dan penyuka rasa
pedas . Dimana remaja secara fsikologis memilki kepribadian yang
fashionable update, dan cerewet dirasa bisa dijadikan sebagai mediator promosi.
Dari segi harga
yang ditawarkan, Cekeran
Midun ini berkisar
antaran Rp. 13.000 – Rp
25.000 yang cukup terjangkau oleh semua kalangan. Mengapa
di sebut cocok dengan semua kalangan termasuk ibu- ibu karena di ceker midun
juga menyediakan olahan ceker yang tentu tidak pedas. Selain dari segi harga
juga letak kedai ini dekat
dengan area kampus
dan perkantoran.
Penentuan target pada Cekeran
Midun menggunakan pola
Product
dan specialization
yaitu masakan
ceker atau kaki
ayam untuk membangun
reputasi kuat pada produk andalannya. Ceker
atau kaki ayam tersebut diolah
sedemikian rupa hingga menghasilkan
inovasi olahan pada
masakan ceker atau
kaki ayam tersebut. Dengan
menggunakan nama menu
yang unik pula
yang menjadikan kedai ini menarik
seperti cekeran lapindo, cekeran laut mati, cekeran setan merapi dan cekeran
baso kuah dengan
variasi level pedas
yang di-skala-kan menggunakan
‘letusan’ mulai dari yang rendah sampai yang membuat lidah panas seperti letusan
gunung tangkuban perahu,
letusan gunung merapi,
letusan galunggung dan letusan
Krakatau yang menjadikan kedai ini unik agar menarik konsumen untuk
mencobanya.
b.
Targetting
Pada
dasarnya produk Cekeran Midun ini dapat dinikmati oleh setiap kalangan. Namun
target pasarnya apabila dilihat dari sisi usia 17-34 tahun, dengan tingkat sosial
menengah, yang pengeluarannya dibawah Rp 30.000/hari, serta
berdomisili baik di kota Bandung dan sekitarnya.
c. Positioning
Karena target
penjualan cekeran midun merupakan anak sekolah, dan mahasiswa maka di buatlah
konsep tempat cekeran midun untuk menarik agar anak sekolah , dan mahasiswa
datang untuk mencoba cekeran midun, dengan konsep setiap hari dari senin sampai
minggu memiliki konsep yang berbeda seperti, pada Senin, ada konsep Midun
Kakoet. Selasa, Midun Bilingual. Rabu, Midun Ngadalang. Kamis, Midun Kliwon.
Jumat, Midun Dugem, Sabtu, Midun Bobogohan. Minggu, Midun Challenge. Setiap
hari Cekeran Midun membuat cerita seru sesuai konsep yang diusung. Sambil
melayani para tamu, seluruh pegawai kompak mengenakan properti sesuai konsep.
Misalnya, saat Midun Ngadalang semua staf memakai kostum wayang dan saat Midun
Kliwon semua berpakaian horor, bahkan lampu pun dimatikan hanya ada penerangan
lilin. Konsep konsep itu di buat untuk menarik konsumen agar ketika konsumen
sedang menyantap maka tidak bosan dengan konsep yang sama.
4.4 Analisis SWOT
A.
Analisis SAP
SAP (Strategi Advantage Profile )
|
||||||||
Profil keunggulan Strategis
|
||||||||
Permasalahan Perkembangan Usaha Ceker Midun
|
||||||||
Variable kunci
|
Sub variable
|
Kelemahan / kekuatan
|
Bobot
|
Rating
|
Bobot Rating
|
|||
Produk
|
30%
|
Rasa
|
40%
|
1
|
0.16
|
0
|
0
|
|
Variasi produk
|
30%
|
-1
|
0.12
|
1
|
0.12
|
|||
kualitas
|
30%
|
1
|
0.12
|
0
|
0
|
|||
Karyawan
|
20%
|
Terampil
|
35%
|
1
|
0.07
|
0
|
0
|
|
Jujur
|
40%
|
1
|
0.08
|
0
|
0
|
|||
Upah
|
25%
|
1
|
0.05
|
0
|
0
|
|||
Harga
|
||||||||
20%
|
Harga Jual
|
40%
|
1
|
0.08
|
0
|
0
|
||
lokasi
|
10%
|
Kenyamanan
|
40%
|
-1
|
0.04
|
-1
|
-0.04
|
|
Strategis
|
30%
|
1
|
0.03
|
1
|
0.03
|
|||
Pemasaran
|
10%
|
Fasilitas
|
50%
|
1
|
0.5
|
1
|
0.5
|
|
Promosi
|
50%
|
1
|
0.5
|
1
|
0.5
|
|||
Brand
|
10%
|
Pioneer
|
100%
|
1
|
0.1
|
0
|
0
|
|
Jumlah
|
1.11
|
Dari
analisis SAP diketahui bahwa total dari bobot rating analisis SAP adalah 1.11 artinya
kondisi perkembangan usaha jika dilihat dari kekuatan ataupun kelemahan cekeran
midun membaik. Dari kondisi variasi
produk dan lokasi sedangkan untuk kondisi yang lain kondisinya netral. Dengan demikian, ceker midun harus melakukan
peningkatan dalam macam macam makanan seperti selain dari olahan ceker untuk
konsumen yang ingin menikmati kepedasan tetapi tidak menyukai olahan ceker . Selain itu, tempat
cekera midun yang masih di bilang kecil harusnya di perbesar agar konsumen yang
ingin datang tidak menunggu atau waiting list.
B. Analisis ETOP
ETOP : Environmental
Threat and Oppurtunity Profile
|
||||||||
Profile Keuangan
Strategis
|
||||||||
Permasalahan
Perkembangan Ceker Midun
|
||||||||
Variable kunci
|
Sub Variable
|
Ancaman/peluang
|
Bobot
|
Rating
|
Bobot Rating
|
|||
Jumlah pesaing
|
40%
|
Pesaing makanan
sejenis
|
50%
|
1
|
0.2
|
1
|
0.2
|
|
Makanan yang tidak
sejenis
|
50%
|
-1
|
0.2
|
-1
|
-0.2
|
|||
Selera
|
30%
|
Karyawan
|
30%
|
1
|
0.09
|
0
|
0
|
|
Mahasiswa
|
35%
|
1
|
0.105
|
1
|
0.105
|
|||
Pelajar
|
35%
|
1
|
0.105
|
1
|
0.105
|
|||
Pendapatan Pengunjung
|
30%
|
Mobil
|
50%
|
1
|
0.15
|
1
|
0
|
|
Motor
|
50%
|
1
|
0.15
|
1
|
0.15
|
|||
jumlah
|
0.36
|
Dari
analisis ETOP diketahui bahwa total dari bobot rating analisis ETOP adalah 0.36
artinya kondisi perkembangan usaha jika dilihat dari ancaman ataupun
peluang ceker midun membaik. Dari kondisi selera dan pendapatan
pengunjung sedangkan untuk kondisi yang
lain kondisinya netral.
4.5 Penentuan Kuadran

Karena berada dalam kuadran 1 dengan hasil SAP dan ETOP yang positif maka cekeran midun ini agresif dilihat dari kekuatan dan peluangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar